Saya pernah membaca kalau "Jalan penulis adalah jalan
sunyi"
Ya, sebagai penulis kita memang terbiasa sendirian dalam
menuangkan buah pikiran.
Berhari-hari bahkan berbulan-bulan menyelesaikan karya.
Kita berpikir, merenung dan menyusun kisah dalam otak lalu menuliskannya dalam
sebuah naskah.
Berkomunitas membuka sejuta peluang |
Namun, penulis jaman sekarang sebenarnya butuh ingar-bingar
juga.
Bukan menulis dalam artian suasana berisik tapi penulis saat ini butuh
bergabung dalam sebuah komunitas. Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dengan
bergabung di sebuah komunitas. Baik komunitas dunia maya atau dunia nyata.
Sebelum berprofesi sebagai penulis buku, saya mengirim
naskah ke media massa.
Saya mencari informasi secara mandiri lewat majalah atau
koran yang saya incar untuk dikirimi naskah.
Saat itu, rasanya perkembangan karir
menulis saya tak kalah dari siput. Lambat.
Ceritanya berbeda ketika saya yang
baru mulai belajar menulis ini, dengan pede ikut komunitas blogger Blogfam di
tahun 2005.
Saya tercengang. Dunia penulis tidak sesunyi yang saya duga!
Saya mengenal banyak sahabat yang juga sedang meniti karir
kepenulisan seperti Iwok Abqary, Ryu Tri, Pritha Khalida, Erlina Ayu, Rini
Nurul, Beby Haryanti, Nunik Utami, dan Dewi Cendika,.
Kami saling menyemangati.
Saling memberi saran dan kritik pada tulisan yang sedang digarap. Saling memberi
info kalau ada lomba dan audisi menulis.
Saya mengenal Bhai Benny Rhamdani master cerita anak juga
gara-gara Blogfam.
Saya yang dulu hanya membaca cerita-cerita Bhai di Bobo,
kini mengenalnya pribadi.
Bahkan jadi mentor saya. Wow. Saya mulai pede ikut
proyek antologi Blogfam yang diterbitkan Penerbit Gradien Mediatama.
Berkat komunitas Blogfam dan Komunitas Penulis Bacaan Anak, Saya
mengenal para redaktur pelaksana dan editor beberapa penerbit. Bahkan,
saya mulai menulis buku pertama kami yang digarap bersama Nunik Utami dan
Theresia Anik, Keajaiban Bunga di tahun 2007 berkat ajakan Bhai Benny Rhamdani
di sebuah acara kopdar.
Setelah Blogfam, saya juga ikut Komunitas PBA (Penulis
Bacaan Anak). Anggotanya yang disebut Pabers, belajar menulis picture book secara online dan gratis oleh
Bhai Benny Rhamdani. Saya berhasil menulis buku picture book pertama saya dan masuk seri buku anak berkebutuhan
khusus.
Gara-gara komunitas, Saya bisa menulis buku anak seperti
Melacak Penulis Misterius, Small Things:Kecil Tapi Penting, Bocah-Bocah Galaksi
dan Kisah Satwa & Puspa dalam Al Quran. Saya menemukan persahabatan di Blogfam,
PBA, hingga IIDN Semarang yang saya ikuti. Tak hanya info seleksi naskah atau
tips menulis, saya menemukan saudara sejiwa.
Berkomunitas membuka sejuta peluang.
Tuh, ternyata punya komunitas itu segudang ya manfaatnya.
Namun perlu diingat, bergaul dalam sebuah komunitas, tentu saja
kita harus mematuhi etika pergaulan. Tak terkecuali komunitas di dunia maya.
Contohnya, kita harus selalu sopan dalam memposting sesuatu,
begitu pula dalam berkomentar. Sebelum posting, pikir dulu, apakah tulisan saya
menyinggung orang tidak? Apakah bermanfaat untuk dibaca orang lain?
Memposting karya yang belum pernah dipublikasikan juga harus
hati-hati terutama di sebuah komunitas dunia maya.Jangan hobi memposting ide-ide yang
bakal kita tulis. Jangan sampai ide cemerlang kita dicomot orang.
Tiap komunitas punya atmosfer yang berbeda. Ada komunitas
yang saklek aturan, ada yang santai kayak di pantai. Pilihlah komunitas yang
paling bikin kamu nyaman berkecimpung di dalamnya.
Masih bingung komunitas apa yang ingin kamu ikuti? Colek
teman-teman untuk informasi lebih
lengkap, ikuti kopdarnya, dan bergabunglah jika merasa nyaman dan klik.
Selamat berkomunitas, kawan!
Ditulis Oleh: Dewi 'Dedew' Rieka
Photo Courtesy of Ambro (www.freedigitalphotos.net)
Senang kalau dapat komunitas yang saling menyemangati mak. Btw aku pernah tinggal 2 tahun di Semarang kok belum pernah makan roti ganjel rel. Coba dikirim kesini heheee
BalasHapusBerkomunitas itu dapat energi baru...Kangen berkomunitas... Setelah sejenak masuk sangkar emas.
BalasHapus