Tips Memilih Nutrisi dan Stimulasi yang Tepat Bagi Anak

Hola GRes dan semua pembaca blog ini, hepi deh teman-teman GR dapat undangan #DancowParentingSeminar pas hari Minggu (7/06) kemarin, di Hotel Santika Semarang. Kali ini tema yang dibawa adalah “Memaksimalkan Perlindungan Si Kecil dengan Nutrisi dan Stimulasi Tepat”. Pembicaranya juga enggak kalah kece, ada Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc, Dra. Ratih Ibrahim, M.M., Psi, dan dr. Vinka Desria, dengan host Shahnaz Haque. Cocok banget sama GRes yang datang emang ibu dan calon ibu.

Materi yang disampaikan itu banyak banget, lho. Biar lebih enak dibaca, saya bikin poin-poin tips memilih nutrisi dan stimulasi tepat bagi anak. Silahkan disimak ya para ibu, bapak juga wajib tahu, calon bapak ibu yang siap merit maupun masih unyu (bisa jadi pengetahuan di masa depan, lho), kakek-nenek biar tetap update bantu momong cucunya, pokoknya semua orang, deh.

1.Anak punya tiga kebutuhan dasar dalam setiap tahap perkembangannya, yaitu nutrisi, attachment atau kasih sayang, dan stimulasi.
2.Masa kehamilan adalah periode penting karena membutuhkan asupan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Namun, banyak para ibu yang baru tahu hamil saat usia kandungan sekitar 5 minggu. Padahal perkembangan otak janin dimulai sejak usia kandungan 3 minggu. Untuk itu, masa sebelum kehamilan juga penting dengan memperhatikan nutrisi saat program hamil atau setelah menikah.
3.Nutrisi sangat penting karena menentukan pertumbuhan yang sehat dan baik bagi anak, membantu tumbuh kembang otak sehingga anak menjadi pintar dan mencegah berbagai penyakit.
4.Salah satu tanda anak yang nutrisinya kurang tepat adalah tubuhnya yang terlalu kurus sehingga tulangnnya sampai terlihat, maupun tubuh anak yang sangat kegemukan sampai terlihat bergelambir.
5.Saat bayi baru lahir hingga 6 bulan, memang hanya membutuhkan susu. Salah satunya ASI yang menyediakan energi dan zat gizi lengkap agar BB bayi naik dua kali lipat saat usia 6 bulan.
6.Untuk bayi usia 6-8 bulan dapat mengonsumsi bubur kental atau makanan yang dilumatkan, porsinya 2-3 sendok makan per hari dan 1-2 kali untuk makanan selingan. Saat usia 9-11 bulan dapat makan makanan dicincang dan potongan kecil, porsinya setengah mangkok 250 ml per satu kali makan, atau 2-3 makan per hari dan 1-2 kali untuk makanan selingan. Saat 12-23 bulan dapat mengonsumsi makanan keluarga, bila perlu dicincang, porsinya setengah mangkok 250 ml per satu kali makan, atau 3-4 makan per hari dan 1-2 kali untuk makanan selingan.
7.Nutrisi bagi anak itu harus mengandung omega 3 yang bisa didapatkan dari ikan, probiotik atau bakteri baik, serta prebiotik atau serat makanan agar probiotik tetap hidup dan berfungsi dengan baik.
8.Nutrisi anak yang tepat adalah membatasi makanan yang mengandung garam, gula, lemak, dan minyak. Sedangkan protein nabati (tahu, tempe) dan hewani (ikan, daging, telor) sekitar 2-3 porsi. Selanjutnya sayuran 2-3 porsi, serta 3-5 porsi buah. Sementara karbohidratnya sekitar 3-8 porsi.
9.Pola makanan anak adalah sarapan, camilan pagi hari, makan siang, camilan sore, dan makan malam.
10.Ibu harus mengatur makanan anak secara tepat dengan jadwal makanan yang konsisten, jenis makanan yang beragam, dan jumlah makanan yang sesuai dengan usia.
11.Agar anak mau makan saat jam makan, hindari memberikan susu sekitar 1-2 jam sebelum waktu makan, karena jika sudah minum susu, anak akan merasa kenyang saat waktunya makan.
12.Apa hubungannya antara nutrisi dengan stimulasi? Dengan nutrisi yang seimbang akan lebih mudah menerima stimulasi. Stimulasinya seperti mengajak anak bermain khususnya main dengan teman sebayanya, memberi kebebasan anak mencoba dan mengulangi berbagai kegiatan, mendapatkan kasih sayang dan pujian.
13.Cara stimulasi kecerdasan, kreativitas, inovatif, dan perilaku yang baik adalah beri contoh setiap hari dengan cara bermain (membacakan dongeng, berperilaku dan berkata yang baik karena akan dicontoh oleh anak, dll), perhatikan minat anak, bebaskan anak mencoba banyak hal dan mengulanginya, beri pujian, dan lainnya.
14.Untuk attachment atau kasih sayang dapat memberikan pelukan sesering dan sedini mungkin. Anak yang sering mendapatkan pelukan sejak kecil akan tumbuh lebih baik daripada yang jarang dipeluk orangtua. Seperti momen memberi ASI, rangkul dan tataplah mata anak dengan penuh kasih sayang. Jadi, jangan menyusui sembari online, ya.
15.Tatrum dapat terjadi karena anak tidak mampu melakukan sesuatu yang diinginkan, diminta melakukan sesuatu oleh orangtua tetapi tidak mau, terlalu lelah/bersemangat/lapar, mencari perhatian. Untuk itu orangtua harus konsisten dengan tidak menurut keinginannya saat tatrum. Jika itu terjadi, maka setiap ingin sesuatu maka anak akan tatrum lagi.
16.Pada usia 2-6 tahun memang momen anak suka berkata, “Tidak.” Hal itu wajar, tetapi orangtua harus kasih stimulus dengan pelan-pelan. Misalnya saat makan dan anak tidak mau, maka dapat membujuk, “makan sedikit saja,” dan terus dilakukan walau yang masuk hanya sebutir nasi. Umumnya, usia di atas 6 tahun akan hilang.
17.Kasih stimulasi digital asal tidak terlalu berlebihan, dan seimbangkan dengan aktivitas di luar rumah.

Nah, kurang lebih itu rangkuman materi saat seminar. Ternyata, enggak hanya isi acara koar-koar dari pembicara semata, para Ibu yang hadir juga bisa bertanya, seperti salah satu anggota GR yang bernama Uniek. Belum lagi ada kuis buat peserta, info pemenang lomba via facebook, sampai info pemenang livetweet yang hampir disapu bersih oleh tim Gandjel Rel, hehe. Belum lagi ada demo masak dengan aroma bikin perut saya sontak keroncongan. Jangan lupa intip juga dokumentasinya di bawah ini ya: